Minggu, 20 Mei 2018

BULAN PUASA

BULAN PUASA

Istilah "Bulan Puasa" atau "Bulan Puaso" sebenarnya lebih bermakna budaya daripada bermakna agama. Di dalamnya ada pasar pabukoan. Ada pula pengajian, kultum (kuliah tujuh menit) atau kultumbih (kuliah tujuh menit lebih). Begitu juga, tadarus bersama di masjid, buka bersama, atau juga sahur bersama. Semuanya itu adalah bagian dari kebudayaan yang lahir ketika umat Islam menjalankan syari'at agamanya. Kebudayaan ini, terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Beda halnya dengan bulan Ramadhan. Sebutan bulan Ramadhan adalah istilah agama. Dalam Alquran disebutkan, pada bulan Ramadhan diturunkan padanya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu siapa yang di antara kamu yang ada di bulan itu, hendaklah dia berpuasa. Dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), wajib menggantinya di hari yang lain....Q.S. al-Baqarah:185. Berbeda dengan bulan puaso, rangkaian kegiatan bulan ramadhan ini adalah, selain puasa di siang hari, qiyamul lail, infak, tilawatil Qur'an, dan iktikaf. Semuanya ini tidak berubah dan tidak berkembang sesuai dengan perkembangan atau perubahan zaman.

Tapi pak, untuk apa dibeda-bedakan begitu pak. Menurut saya sama saja pak bulan puaso dengan bulan Ramadhan. Kalau pun beda paling beda istilah saja. Sedangkan, maksudnya sama saja.

Selintas memang kelihatan sama dan selintas membedakannya juga tidak penting. Namun, sebenarnya ada juga perlunya. Paling tidak untuk menimbang mana yang memang mesti dikerjakan mana yang tidak. Mana yang prioritas dan mana yang hanya pelengkap saja. Jangan sampai gara-gara pelengkap, yang pokok tinggal. Contoh, mendengar pengajian ada, tapi shalat taraweh tidak ikut. Buka bersama ikut, qiyamul lail tidak.

O begitu pak, saya kira bapak sekedar nulis atau sekedar mengisi status saja.
Tidak lah. Ada juga pesan yang disampaikan. Mudah2an saja pesan tersebut sampai.
Tks


EmoticonEmoticon