Minggu, 20 Mei 2018

BERAGAMA ITU SEBENARNYA TIDAK BERAT

BERAGAMA ITU SEBENARNYA TIDAK BERAT

Banyak orang yang merasa bahwa beragama itu berat, sulit, dan menyusahkan. Sebenarnya tidak. Kerjakan saja apa yang diperintahkan dan sebaliknya tinggalkan semua yang dilarang. Tidak usah ditanya-tanya kenapa ini diperintahkan dan kenapa ini dilarang. Yakini sajalah bahwa setiap yang diperintahkan itu, pasti membawa kepada kebaikan atau mashlahah. Sebaliknya, setiap yang dilarang itu, pasti membawa kemudharatan. Toh, jumlah perintah dan larangan itu dalam agama juga tidak banyak. Adapun yang banyak adalah kebolehan, yakni di luar yang diperintahkan dan di luar yang dilarang itu. Terhadap kebolehan ini, kita diberi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukannya.


Beragama itu tidak berat. Bukankah rukun Islam itu hanya lima dan rukun iman itu hanya enam. Lima ditambah enam, hanya sebelas. Kemudian, semuanya itu dalam keadaan2 tertentu juga boleh tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan sebagaimana biasanya. Shalat kalau tidak bisa berdiri, boleh duduk atau berbaring. Kalau tidak bisa pada waktunya, mungkin karena safar atau bepergian, boleh qashar dan atau jamak. Tidak kuat puasa karena sakit, boleh berbuka dan menggantinya pada hari yang lain. Harta kalau tidak banyak atau tidak cukup senisab, tidak perlu memikirkan zakatnya, cukup bersedekah saja. Kalau tak sanggup pergi haji, tidak apa2. Karena, yang diperintahkan hanya yang mampu.

Hebatnya, agama yang tidak berat itu bila ditaati atau diikuti, kita akan bahagia. Jiwa menjadi tenteram. Fikiran pun menjadi terang. Selain itu, Allah sayang kepada kita dan makhluknya juga cinta kepada kita. Belum ada sejarahnya, orang-orang taat beragama dibenci oleh masyarakat kampung atau negerinya. Hanya di negeri-negeri yang tak bertuhan orang sholeh dikucilkan dan ulamanya dipenjarakan.
Wallahu a'lam
Padang
IIIIIIIIIIIIIIIII
18.01.2018


EmoticonEmoticon