Minggu, 20 Mei 2018

MENAULADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW

MENAULADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW adalah pemimpin terbesar sepanjang sejarah kehidupan umat manusia. Kebesarannya tidak hanya diakui oleh orang Islam, melainkan juga oleh non muslim. Michael Hart, seorang Yahudi penulis buku 100 tokoh paling berpengaruh di dunia, tanpa ragu sedikit pun meletakkan Muhammad pada urutan pertama.

Banyak ahli yang mengatakan bahwa untuk melihat dan menilai kapasitas kepemimpinan seseorang, perhatikanlah bagaimana dia bisa keluar dari konflik atau krisis yang dihadapinya. Untuk urusan ini, Nabi Muhammad SAW adalah tokoh yang paling sukses. Bagaimana tidak, mulai dari periode Makah sampai ke periode Madinah hampir tak pernah kosong dari tekanan, konflik, dan krisis. Namun, Nabi Muhammad selalu dapat menyelesaiakannya dengan gemilang.

Salah satu ayat yang menjelaskan bagaimana Nabi SAW menghadapi krisis atau kesulitan itu adalah Q.S. Ali Imran: 159 yang artinya, " Maka disebabkan rahmad Allah SWT, engkau sanggup berlaku lemah lembut terhadap mereka, kalau saja kamu bersikap kasar dan berhati keras, tentu mereka akan lari dari sekitar mu. Maafkanlah mereka dan mintakanlah ampun buat mereka. Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Dan apabila kamu sudah mendapatkan kata sepakat, bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu mencintai orang2 yang bertawakkal.

Ayat ini menurut sebagian riwayat turun sesudah perang uhud, perang yang cukup dahsyat yang diikuti oleh 700 orang pasukan nabi dan langsung di bawah komando beliau. Sedangkan di kubu kafir quraiys berjumlah 3000 anggota pasukan di bawah pimpinan Abu Sofyan. Perang uhud ini terbilang perang yang sangat berat bagi Nabi. Nabi dan pasukannya dibuat kocar kacir __kalau tidak dikatakan kalah, oleh tentara kafir qurays. Penyebabnya adalah karena ulah sekitar 50 orang pasukan pemanah nabi yang tidak patuh kepada perintah Nabi. Mereka terpancing turun dari posisinya menuju harta/ ghanimah yg ditinggalkan oleh pasukan qiraiys. Padahal itu adalah siasat Amru bin Ash untuk memancing tentara nabi turun dari posnya, sementara itu mereka surut dan balik mengitari bukit uhud untuk menggantikan posisi yg ditinggalkan oleh pasukan pemanah nabi tsb. Akibatnya, pasukan nabi dibuat kocar kacir oleh pasukan qurays tersebut. Bahkan, Nabi sendiri hampir saja syahid dibuatnya.

"Kekalahan" dalam medan uhud ini merupakan pukulan yang sangat berat bagi Nabi. 70 orang sahabat beliau termasuk Saidina Hamzah paman Nabi gugur sebagai syahid dalam perang tersebut. Tapi, Nabi SAW sebagaimana diceritakan dalam ayat di atas, mampu keluar dari tekanan karena kekalahan tersebut. Penyebabnya, pertama, beliau dikarenakan rahmad dari Allah, mampu tetap berlaku lemah lembut terhadap mereka (pasukannya). Meskipun sebetulnya ia pantas marah dan menghukum mereka karena ketidakdisiplinan mereka tersebut.

Kedua, Nabi sanggup memaafkan , bahkan memintaampunkan mereka atas dosa yang mereka perbuat.
Ketiga, Nabi biasa memintai pendapat mereka/ bermusyawarah dalam urusan tersebut.


Tidak banyak pemimpin sekarang yang bisa melakukan seperti apa yang dibuat oleh Nabi SAW tersebut. Malah yang sering terjadi adalah sebaliknya, mereka justeru menghukum dan memenjarakan orang-orang yang diduga atau dikhawatirkan menyebabkan krisis itu. Seperti ada kepanikkan pada diri mereka dalam menghadapi konflik, tekanan, atau krisis yang terjadi.
Wallahu a'lam.
Padang Panjang
IIIIIIIIIIÌIIIIIIIIIIIIIII
19 Januari 2018


EmoticonEmoticon