IDIL FITRI DAN LEBARAN
Idil fitri adalah bagian dari ajaran/doktrin Islam. Dalilnya antara lain adalah Q.S. Al-Baqarah(2): 185 yang artinya.....Hendaklah kamu cukupkan bilangan (puasa) dan hendaklah kamu (bertakbir) mengagungkan Allah. Dalam hadis Nabi SAW antara lain disabdakan, berpuasalah kamu ketika telah melihat bulan dan berbukalah ketika telah melihat bulan berikutnya. Rangkaian dari ibadah idil fitri itu adalah takbir, tahmid, tahlil, zakat fitrah, shalat id, dan khutbah id.
Adapun lebaran adalah cara kaum muslimin merayakan idil fitri. Lebaran merupakan kebudayaan yang lahir dari idil fitri. Hingga ia dapat disebut sebagai kebudayaan islami atau kebudayaan yg lahir dari pemahaman dan pengamalan thd ajaran islam. Karena lebaran ini merupakan cara mengekspresikan idil fitri, ia menjadi beragam. Ada masyarakat muslim yg merayakannya dengan mudik, memakai baju baru, sepatu baru, memasak ketupat, memberikan THR, halal bihalal, dan adapula yang merayakannya dengan membakar kbang api, membunyikan meriam, dan lain-lain. Kemudian, karena lebaran itu bagian dari kebudayaan, wujudnya berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain antara masa yang satu dengan masa yang lain. Ada mereka yang memasak ketupat lebaran ada pula yang hanya memasak kue lebaran, dan ada pula yg memasak lamang. Dulu ada kartu lebaran, kini hanya pesan SMS, FB, WA, Instagram dan sarana lainnya. Ringkasnya, kebudayaan itu bersifat lokal dan temporal. Berbeda dengan ajaran yang bersifat universal dan tetap.
Menurut Cak Nur, ajaran/doktrin dan kebudayaan sebagaimana dikemukakan di atas adalah dua hal yang berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan. Perbedaannya antara lain bahwa ajaran atau doktrin adalah pokok atau primer, sedangkan kebudayaan adalah pelengkap atau sekunder. Ajaran atau doktrin dalam hal ini idil fitri mesti dilaksanakan sedangkan lebaran boleh dilaksanakan boleh juga tidak. Karena itu, zakat fitrah mesti dibayar, takbir, tahlil, dan tahmid mesti dikumandangkan, shalat id dan khutbah mesti dilaksanakan. Sementara, baju baru, thr, kue rayo, ketupat, mudik, dan lain2 yg berhubungan dengan perayaan idil fitri, boleh dilaksanakan boleh juga tidak.
Mengenali perbedaan antara idil fitri dan lebaran ini sangat penting. Paling tidak untuk mengetahui mana yang primer dan mana yang sekunder. Selain itu, dalam kontek dotrin dan budaya, keduanya dapat digunakan untuk mengenali khasanah corak keberagamaan masyarakat muslim di berbagai wilayah dan belahan bumi yang ada. Misalnya, corak keberagamaan muslim di nusantara, corak keberagamaan muslim afrika, timur tengah dan eropa. Hingga, kita kemudian bisa menyimpulkan bahwa islam itu dari sisi ajaran adalah satu dan sama. Hanya, dari sisi budayanya saja islam beragam. Islam Arab adalah islam dengan warna kebudayaan Arab dan Islam non Arab adalah Islam dengan kebudayaan Non Arab. Dari sisi levelnya sama, tidak ada kelebihan islam Arab dari islam non Arab, kecuali ketaatan dalam menjalankan ajaran atau diktrin islam itu sendiri atau dalam bahasa agamanya hanyalah tingkat ketaqwaan yang membedakannya. Hingga, nanti bisa saja ada orang Islam non Arab seperti kita Indonesia ini, lebih duluan masuk surga dari orang-orang Islam Arab tertentu. Syaratnya tentu saja memiliki tingkat kesholehan dan ketaqwaan yang lebih dari mereka. Kalau tidak, tentu saja paling akhir, itupun kalau masuk.
Wallahu a'lam
Wallahu a'lam
===========
Selamat Idil Fitri 1438 H
Semoga puasa kita semua dapat menjadikan kita hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Amien.
===========
Cingkariang Banuhampu
28 Ramadhan 1438 H/ 23 Juni 2017
Selamat Idil Fitri 1438 H
Semoga puasa kita semua dapat menjadikan kita hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Amien.
===========
Cingkariang Banuhampu
28 Ramadhan 1438 H/ 23 Juni 2017
EmoticonEmoticon