KEMULIAAN HAKIKI
Ternyata kemuliaan itu tidak ditentukan oleh jabatan atau kekuasaan yang dimiliki. Tidak pula oleh harta yang melimpah. Juga tidak oleh Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Kemuliaan sejati itu ternyata ada pada ketakwaan kepada Allah SWT.
Kalau kemuliaan itu ada pada kekuasaan, tentu Fir'un telah menjadi orang yang paling mulia di muka bumi ini. Karena, Fir'un adalah seorang raja yang gagah perkasa. Dia berbadan tinggi besar dan tak pernah sakit. Kekuasaannya meliputi Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kekuasaannya yang begitu besar, kemudian melahirkan keangkuhan dan kesombongan dalam diri Firun. Sampai sampai dia mempriklamirkan dirinya sebagai Tuhan dan menantang Tuhan Musa. Meskipun kekuasaannya begitu besar, Fir'un tidak berhasil menjadi orang mulia. Allah murka kepadanya dan menenggelankannya di Laut Merah.
Lain Firun, lain pula Qarun. Qarun adalah manusia terkaya di zamannya. Ia sepupu Musa. Anak Yashar, adik Imran, ayah Musa. Pada mulanya Qarun hanyalah seorang miskin dengan anak yang sangat banyak. Musa, atas permintaan Qarun, kemudian mendoakannya agar menjadi kaya. Berkat doa Musa, Qarun pun kemudian menjadi orang Bani Israil yang paling kaya. Gudang-gudang hartanya sangat banyak. Sampai-sampai kunci gudangnya mesti dibawa oleh sejumlah kuda atau keledai. Sama halnya dengan Firun, Qarun juga tidak berhasil menjadi mulia karena kekayaannnya. Keingkaran Qarun terhadap Tuhannya, membuat ia harus menerima hukuman. Allah pun kemudian membenamkan Qarun bersama harta yang telah lama dikumpulkannya.
Sebelas dua belas dengan Fir'un dan Qarun. Pada zaman Nabi Hud a.s. pernah pula hidup suatu kaum yang memiki ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup maju di zamannya. Kaum itu bernama kaum Ad. Mereka diduga kuat sebagai penduduk pertama yang mendiami Jazirah Arab. Dengan ilmu arsitektur yang tinggi, mereka berhasil membangun istana yang "menyamai" eden atau surga. Dilengkapi dengan taman yang dialiri oleh sungai2 kecil nan indah menawan. Namun, tak berbeda dengan Fir'un dan Qarun, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya, tak menjadikan mereka mulia. Kekafiran mereka kepada Allah membuat mereka menjadi hina. Tiang2 bangunan yang mereka buat begitu kokoh, yang dalam alquran dikisahkan "mereka bangun di daerah pebikitan" kemudian dihancurkan oleh Allah sehancur-hancurnya.
Mungkin kita akan berfikir, itu hanya kehidupan masa lalu nan kelam dari sejarah kehidupan manusia. Tapi, bukankah kehidupan kita ini berputar mengulangi episode kehidupan umat masa lalu dengan konteks yang baru. Hingga, sekarang pun tidak mustahil akan muncul Fir'un Fir'un Baru lengkap dengan kesobongannya. Begitu juga Qarun-Qarun Baru yang juga angkuh, serta kaum Ad Baru yang arogan. Mereka merupakan kaum yang menuhankan kekuasaan, kaum yang menuhankan kekayaan, dan kaum yang menuhankan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena itu, agar tak terjerembab ke lubang yang sama, perlu ada kesadara kolektif dari kita bahwa berkuasa saja, atau kaya saja, atau berilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk membuat kita menjadi mulia. Untuk mulia, seseorang mesti memenuhi syarat syarat luhur, misalnya menjadikan kekuasaan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Caranya, hendaklah berlaku adil kepada semua manusia. Kerena, adil itu lebih dekat kepada taqwa. Begitu juga kekayaan yang dimiliki, akan menjadikan manusia mulia, dengan menafkahkan sebagiannya di jalan Allah, dan Ilmu pengetahuan juga demikian.
Wallahu a'lam
Wallahu a'lam
============
Cingkariang Banuhampu
Rayo ke tiga 1438 H
Semoga kita semua bisa menjadi orang mulia di sisi Allah. Amien.
Cingkariang Banuhampu
Rayo ke tiga 1438 H
Semoga kita semua bisa menjadi orang mulia di sisi Allah. Amien.
EmoticonEmoticon