Minggu, 20 Mei 2018

INVESTASI DANA HAJI DAN KEPERCAYAAN PUBLIK

INVESTASI DANA HAJI DAN KEPERCAYAAN PUBLIK

Melihat besarnya dana haji yang terkumpul dari tahun ke tahun, Presiden mewacanakan investasi dana tersebut ke infrastruktur, seperti jalan tol, listrik, dan infastruktur lainnya. Wacana ini dimunculkan presiden mengingat banyaknya jumlah uang tersimpan dan nyaris tak bergerak. Namun, wacana presiden untuk menggunakan uang rakyat (jamaah) ini sontak menimbulkan reaksi yang beragam. Penyebabnya, adalah dana haji yang jumlahnya sangat besar tersebut adalah uang rakyat. Uang jamaah yang sudah sejak lama dikumpulkan untuk berangkat haji. Selain itu, yang namanya investasi selalu ada resiko gagal dalam pengelolaannya. Ditambah lagi perilaku korup oknum-oknum pejabat atau penguasa yang masih sering terjadi, sebagaimana yang tampak di layar televisi.

Atas dasar hal tersebut barangkali, wakil ketua DPR RI, Fadli Zon, menilai wacana pemerintah penggunaan dana haji untuk pembangunan infrastrulrur tidak tepat. Karena para jamaaj haji mendaftar dan mengajukan dananya untuk keperluan ibadah, bukan infrastruktur. Sejalan dengan itu, wakil ketua MPR, Hidayat Nurwahid, juga berpendapat demikian. Menurutnya, sebaiknya pemerintah tetap menggunakan APBN yang sudah disediakan untuk itu dan sebaliknya tidak menggunakan dana haji ini. Begitu juga pandangan Amien Rais, Bapak Reformasi dan pendiri Partai Amanat Nasional. Selain itu kritik juga disampaikan oleh ketua umum PBB, Yusril Ihza Mahendra. Bersamaan dengan itu, yang paling massif adalah munculnya penolakan di media sosial berupa gerakan tolak infestasi dana haji bagi pembangunan infrastruktur.

Sebaliknya, MUI, melalui ketua umum dan wakil ketua umumnya, menyatakan tidak ada salahnya dana haji tersebut diinvestasikan ke infrastruktur. Sebagaimana hasil forum ijtima' ulama yang menyepakati kebolehan menproduktifkan dana haji yang disetorkan jamaah untuk investasi sepanjang dilakukan sesuai dengan syari'ah dan ada kemaslahatan. Toh sebelumnya dana tersebut juga sudah diinvestasikan ke surat berharga berupa SUKUK dan ke bank2 syariah. Sejalan dengan pendapat MUI, menteri PPN dan BAPPENAS, Bambang Brojonegoro, mengatakan tidak ada salahnya untuk menggunakan dana haji untuk berinvestasi salah satunya pada infrastruktur. Nantinya yang akan berputar sehingga menghasilkan keuntungan baik bagi perbankan maupun bagi nasabah.

Pro dan kontra penggunaan dana haji untuk infrastruktur ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Apalagi sudah ada fatwa MUI dan jaminan akan keuntungan bagi nasabah, sebagaimana yang disebutkan oleh mentri PPN dan BAPPENAS. Ditambah lagi, dana ini dikelola oleh pemerintah yang tentu saja bercita-cita untuk kemashlahatan atau kebaikan rakyatnya. Namun, kita dapat maklumi, rakyat (baca umat islam) Indonesia tampaknya belum memiliki kepercayaan yang penuh kepada pemerintahnya. Pemerintah belum berhasil mensejahterakan rakyatnya. Bahkan, menurut beberapa kalangan, pemerintah belum menampakkan keberpihakan kepada rakyat-rakyat kecil yang memiliki dana tersebut. Ditambah lagi, dengan perilaku oknum pejabat yang korup.

Oleh sebab itu, mungkin yang penting sekarang adalah bagaimana pemerintah bisa memperbaiki citranya kepada rakyat. Menampakkan kepedulian dan keberpihak kepada orang-orang kecil, tidak hanya kepada orang-orang besar yang berkuasa dan punya modal. Karena, umat islam dimana pun mereka berada, selalu memiliki semangat jihat dan pengorbanan yang sangat tinggi dalam membangun negaranya. Tentu kita masih ingat bagaimana para saudagar, ibu-ibu rumah tangga, dan rakyat Aceh pada umumnya pada masa awal kemerdekaan, 1948, mengumpulkan kalung, gelang, anting emas, serta barang berharga lainnya untuk membantu pemerintah menjaga kemerdekaan yang baru saja diraih. Seperti itu pula Umat Islam di Mesir, ketika terjadi krisis terusan swez dan negara mengalami kebangkrutan, Yayasan Waqaf al-Azhar meminjamkan uang mereka kepada pemerintah guna menutupi krisis keuangan yang terjadi.

Saya yakin, bila pemerintah berhasil mengambil hati rakyatnya, menampakkan keberpihakkan kepada rakyat kecil, jangankan dana haji, dana-dana segar lainnya akan dikumpulkan dan diberikan kepada pemerintah untuk membangun negara ini. Apa yang dilakukan umat Islam di Aceh dan Umat Islam di Mesir merupakan contoh2 konkrit betapa sebenarnya umat islam memiliki jiwa pengorbanan yang sangat besar untuk kemajuan negeri ini.
Wallahu a'lam
============
Cingkariang Banuhampu, O1.08.17
Waiting list haji 2020.


EmoticonEmoticon