ISLAM DAN MUSLIM

ISLAM DAN MUSLIM

Islam adalah agama teragung dan tidak ada agama lain yang lebih agung dari Islam. Dalam bahasa Arabnya dikatakan al-Islam ya'lu wa la yu'la 'alaihi. Idealnya penganut agama yang agung ini, yakni Muslim, juga agung, sesuai dengan keagungan agamanya. Namun, pada kenyataannya tidaklah demikian. Terdapat jarak yang cukup jauh antara keduanya.

Hingga, cukup beralasan bila tokoh sekaliber Abduh pernah berkesimpulan bahwa ia justeru melihat Islam ada di Barat, tidak di Timur yang terdiri dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Dalam ungkapannya yang cukup menyentak dan menyesakkan dada, Abduh mengatakan, "Saya melihat Islam di Barat dan tidak melihat muslim di sana. Saya melihat muslim di Timur, tetapi tidak melihat Islam".

Selain itu, Scheherezade S. Rehman dan Hossein Askari dalam How Islamic Are Islamic Countries? dalam Global Economic Journal 2010, menempatkan Selandia Baru sebagai negara yang paling Islami di dunia dari 208 Negara (Republika.co.id. 29 Nov 2015). Padahal penduduk Islam di Selandia baru tersebut minoritas.

Beberapa waktu lalu juga ada reseach yang cukup kontroversial yang dikeluarkan oleh Maarif Institute yang merilis Indeks Kota Islami (IKI) dengan menempatkan, yogyakarta, Bandung, dan Denpasar sebagai kota dengan Indek Islami tertinggi yang masing-masing mencatatkan angka yang sama yaitu 80.64. Tiga kota ini jauh di atas Padang, Padang Panjang, dan Makasar yang notabene merupakan kota dengan penduduk muslim mayoritas (Republika.co.id. 7 Mei 2016).

Saya juga pernah dapat cerita dari seorang teman, Prof. Dr. Safni, Safni Safni, namanya, bahwa kesadarannya untuk berislam secara baik justeru muncul setelah ia kembali dari Jepang. Ia begitu terkesima melihat betapa orang Jepang itu menepati janjinya, disiplin, menghargai orang lain, dan punya etos kerja yang tinggi. Ketika itu, ia memutar memorinya ke belakang dan segera ingat bahwa semua yang dilihatnya tersebut, merupakan bagian dari ajaran Islam yang pernah dipelajarinya dulu di TPA dan di sekolah, tetapi belum diamalkannya secara baik.

Hasil-hasil riset di atas menunjukkan betapa antara ajaran Islam dengan penganutnya tidak berjalan secara paralel. Dengan kata lain ada jarak antara Islam dan muslim.

Wallahu a'lam.