Selasa, 08 Mei 2018

KEADILAN YANG MAHAL ITU

KEADILAN YANG MAHAL ITU

Keadilan adalah sesuatu yang asasi. Sumber keadilan pertama tentu saja Tuhan. Itu sebabnya Tuhan disebut sebagai Yang Maha Adil. Sebagai Yang Maha Adil, Tuhan pun mengajarkan dan memerintahkan hambanya untuk senantiasa berlaku adil. Hingga, dalam agama-agama apa pun keadilan menjadi pokok ajarannya. Musuh dari keadilan itu adalah nafsu atau dalam bahasa populernya, " kepentingan."
Dalam Islam, banyak sekali ayat yang berbicara tentang keadilan, antara lain Q.S. al-Maidah (5):8, Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menegakkan kebenaran di muka Allah. Janganlah kebencian mu kepada suatu kaum, mendorong mu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Allah adalah Zat Yang Maha Tahu tentang makhluknya yang bernama manusia. Makhluk yang dibekalinya dengan aqal dan nafsu. Karena itu, ia bekali manusia dengan petunjuk berupa wahyu yang antara lain memerintahkan untuk memupuk akal dan mewaspadai nafsu.Sebagaimana ayat di atas Allah mewanti-wanti manusia, agar jangan (nafsu) kebencianmu membuat mu berlaku tidak adil.
Meski begitu kata Allah, makhluk kecilNya yang bernama manusia sering sombong dihadapanNya. Mereka buat pula ukuran sendiri atas keadilan tersebut. Ukuran itu adalah benci dan sayang. Orang-orang yang mereka benci, mereka kejar sampai ke ujung dunia. Adapun, orang-oyang yang disayanginya, dia bela habis sampai mati. Mereka tak ubahnya seperti Firun yang mengadili Musa. Bagi Firun, Musa tak pernah benar. Musa adalah sosok yang sangat berbahaya bagi kerajaanya. Itu sebabnya, Ia kejar Musa dengan penuh amarah sampai ke laut merah. Bahkan Tuhan Musa sendiri, Sang Pemilik Kebenaran Sejati, tak luput dari ancamannya.
Di hadapan Tuhan Yang Maha Adil dan Bijaksan, di Bulan Ramadhan yang mulia, saya malu sebenarnya menulis ini. Kita, hampir-hampir kalau tidak dikatakan sudah menjadi firun-firun kecil di negeri ini. Dan kadang-kadang membicarakannya pun tak obahnya seperti menggantang angin. Susah-susah melakukannya, tapi tak ada yang didapat. Sebenarnya founding father kita sudah benar, meletakkan keadilan sebagai cita-cita negara yakni keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hanya saja, upaya ke arah itu sering terhambat oleh nafsu yang bernana kepentingan. Wajar saja bila kemudian Derek Manangka, wartawan senior media indonesia menulis, "mahalnya keadilan bagi seorang Siti Fadilah Supari." Saya kira tidak hanya bagi Siti Fadilah Supari, tapi juga bagi banyak anak negeri. Pengadilan rakyat dan pengadilan negara sering tidak adil dalam memberlakukan warganya.
Karena itu, tampaknya sangat perlu kesadaran bersama, tidak hanya bagi penguasa tapi juga bagi kita, memupuk jiwa agar selalu berpihak kepada kebenaran dan keadilan. Baca kembali kitab suci yang ada pada kita. Kitab yang mengajari keadilan itu.
Tks
Wassalam
============
Menunggu jam kantor tiba
Cingkariang Banuhampu, 12 Juni 2017.


EmoticonEmoticon