Minggu, 20 Mei 2018

POTRET BURAM DUNIA PENDIDIKAN KITA

POTRET BURAM DUNIA PENDIDIKAN KITA

Kekerasan demi kekerasan di lingkungan pendidikan kita terjadi silih berganti. Kemaren, tanggal 03 Pebruari kita dikejutkan oleh berita seorang guru, Akhmad Budi Cahyanto (26th) wafat karena dianiaya oleh siswanya, MH (17th) di SMA NEGERI 1 Torjun Sampang Madura. Tgl 18 Januari yang lalu seorang siswa SD NEGERI Pakundan 1 Kediri Jawa Timur dilarikan ke rumah sakit karena dianiaya oleh teman-temannya disebabkan sang siswa melakukan gol bunuh diri dalam suatu pertandingan sepak bola. Dua tahun yang lalu, 2 Mei 2016 kita digemparkan oleh peristiwa yang sangat menyayat hati yakni seorang dosen UMSU Medan, Nuraini Lubis (63 th), tewas dibunuh oleh mahasiswanya sendiri Roymardo Sah Siregar.


Peristiwa-peristiwa tersebut sejatinya tidak boleh terjadi. Karena, negara kita adalah negara yang sangat beradab. Negara yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Tapi, seperti itulah kenyataannya. Hingga, kita semua patut berpikir bahwa sepertinya ada sesuatu yang hilang di dunia pendidikan kita. Kurikulum rasanya tidak. Karena, setiap tahun kurikulum selalu dievaluasi dan disempurnakan. Mungkin yang hilang itu adalah jiwa atau ruh dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan kita belum berhasil membangun jiwa peserta didik yang santun dan beradab. Sebaliknya, yang tumbuh adalah budaya kekerasan.

Pendidikan karakter yang digagas dan rumuskan oleh pemerintah, saya kira sudah tepat. Begitu juga menggunakan nilai nilai agama, Pancasila, dan budaya sebagai konten dari pendidikan karakter juga sangat beralasan. Tinggal lagi bagaimana pendidikan karakter ini dilaksanakan. Saya melihat meskipun penanam nilai-nilai nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan ini dan konten keilmuan sama pentingnya. Namun, bagaimana pun persoalan karakter tetap lebih utama. Ia harus diutamakan dari materi keilmuan itu sendiri. Tidak ada artinya seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, tetapi tidak memiliki jiwa yang baik. Dalam al-Quran surat al-Mujadalah ayat 11 Allah berfirman yang artinya, Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derjad. Hemat saya karakter yang sesungguhnya adalah the spritual something yakni Iman. Allah mendahulukan iman dari ilmu pengetahuan dalam firmanNya, tentu ada maksudnya. Hemat saya, mungkin itulah maksudnya.

Wallahu a'lam.
Pascasarjana IAIN Bukittinggi
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII IIIIIIIIII
Senin, 05 Januari 2018


EmoticonEmoticon