Selasa, 08 Mei 2018

KANCIL DAN PAK TANI

KANCIL DAN PAK TANI
Di desa antah berantah hidup seorang petani yang sakti mandraguna. Ia memiliki hampir dua pertiga lahan pertanian yang ada di kampungnya. Karena kesaktian yang dimilikinya, bak Nabi Sulaiman, ia mampu mempekerjakan semua makhluk Tuhan, termasuk jin dan binatang. Bahkan binatang binatang yang bermusuhan seperti kucing dan anjing, harimau dan kerbau, bisa dijadikannya berteman. Pendek kata semua jenis binatang tunduk di bawah perintahnya.
Kebunnya yang sangat luas tersebut ditanaminya aneka macam tumbuhan dan buah2an. Seperti mengetahui kebutuhan jaman sekarang, dimana banyak orang yang terserang darah tinggi, kolesterol, dan asam urat, pak tani menanami kebunnya dengan mentimun. Rejeki baik bagi pak tani, karena cuaca terbilang baik pula, kebun mentimun yang ditanam pun tumbuh subur dengan buah yang cukup lebat. Melihat kebun mentimunnya yg begitu subur dengan buah yang lebat, pak tani yang sakti tadi telah membayangkan batapa nanti banyaknya uang yang diperoleh. Di pikirannya pun telah terbayang untuk bisa menikah lagi dengan perempuan tercantik di desa seberang. Tak terbayang olehnya akan ada yang mencuri buah ketimunnya yang lebat tersebut. Karena, kancil yang suka ketimun sudah bekerja dengannya. Harimau pun sudah ditugaskan untuk menjaga semua kebun yang dimilikinya, tidak ketinggalan anjing2 pun dilibatkannya untuk itu.
Tak lama menjelang musim panen tiba, di pagi yang mulai menampakkan terangnya, pak tani terkejut memandangi kebunnya yang terlihat acak acakan seperti diterpa angin puting beliung. Ketika dilihat dari dekat, tampak olehnya buah ketimunnya yang kemaren lebat telah sirna. Dengan nada tinggi karena amarah dia perintahkan semua anak buahnya untuk berkumpul. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, semuanya telah berkumpul. Tanpa mukaddimah, pak tani langsung marah2 dan bertanya, siapa di antara kalian yang telah berkhianat mencuri ketimun ku. Semuanya terdiam.Harimau, kerbau, kucing, anjing, kancil, kambing, kelinci, dan semua yang ada disitu saling memandang curiga satu sama lain. Kata harimau, ini mungkin ulah kerbau yang besar itu. Kata kerbau, ini mungkin perbuatan harimau sang pemberani itu. Karena, yang lain takkan berani melakukannya. Diam2 anjing pun bergumam ini pasti kerjaan si kancil yang sangat suka dengan ketimun seperti yang jamak diketahui dari dongeng2 tempo dulu. Begitu juga kata kancil, jangan2 ini ulah kelinci yang gemuk2 karena sayur yang dimakannya.
Mengetahui semuanya diam dan saling curiga, pak tani pun kemudian membubarkannya. Dalam hatinya muncul kecurigaan kepada kancil. Dia merasa, betapa pun kancil telah lama bekerja untuknya, kancil tentu tetap kancil, kancil yang dalam dongeng disubut suka mencuri ketimun. Namun, pak tani tak mau gegabah untuk langsung menuduh dan menangkap si kancil. Pak tani ingin ada bukti yang kuat untuk mengakap sang kancil. Ditugasinya lah anjing2 cerdik untuk menyelidikinya. Kepada harimau ditugasinya untuk menangkap kancil jika ada alat bukti yang cukup untuk itu.
Singkat cerita anjing pun langsung bekerja. Dalam operasi senyap yang dilakukannya, dia berhasil mengumpulkan dua alat bukti yang mengarah ke kancil. Ketika hal itu dilaporkan ke pak tani, pak tani sangat marah. Kepercayaan yg diberikannya begitu mudah dikhianati oleh kancil. Tanpa pikir panjang pak tani pun langsung memerintahkan harimau untuk menangkap kancil untuk dihadapkan kepada pak tani. Karena merasa tak berbuat, si kancil pun, bersiasat. Sebelum harimau datang menjemputnya, ia pura2 mati. Kepada teman2nya ia berpesan agar mengeluarkan segenap kecerdikannya.
Benar saja, di pengadilan yang dibuat pak tani, sahabat2 kancil mengajukan gugatan dan pembelaannya. Tidak kancil namanya kalau tidak bisa memenangkannya. Jangankan dalam status sebagai tersangka, dalam eksekusi pun kancil bisa lolos. Tentu kita ingat ketika kancil terperosok ke mulut buaya waktu dikejar harimau. Dengan tenang dia mengatakan kepada raja buaya bahwa ada kabar gembira untuk sahabat semua, "sebentar lagi akan tiba santapan yg lebih besar dan lebih nikmat dari ku. Untuk memastikan bahwa makanan tersebut cukup untuk kalian, aku akan menghitung kalian dan aku harap kalian berbaris sampai ke seberang. Harap dg kabar dari kankacil, tanpa pikir panjang, buaya pun berbaris berbanjar. Kancil pun lagsung menghitung satu dua tiga sampai ke seberang. Selamat lah kancil dari ancaman dimakan buaya. Benar saja, di mahkamah pak tani yang cukup mencekam, semua orang sudah yakin bahwa kali ini, sikancil tidak akan lolos, ternyata dengan gemilang dimenangkan oleh kancil.
Berita kemenangan ini tentu sangat menggemparkan. Sejenak sampai ke sang kancil yang pura2 mati. Tapi, lagi2 karena kecerdiknnya bersiasat, dia tdak langsung bangkit dari matinya. Secara pelan dia bangkit, seperti orang tersadar dari pungsan yg cukup panjang. Dia hidup lagi, persis seperti tidak ada kejadian yang menimpanya
Tamat.
========
Sebuah dongeng untuk pak Genta SaktiPamenan, Penulis Sang Raksasa, Garagasi.
Cingkariang-Banuhampu, 2 okt 2017


EmoticonEmoticon