MENCARI NEGERI YANG AMAN
Sebagai seorang anak negeri yang sangat lemah, saya merasakan ada sesuatu yang tidak beres di negeri ini. Dulu, waktu SD, saya diberitahu oleh guru saya bahwa negeri kita adalah negeri yang aman, subur, dan makmur. Negeri yang sangat kaya, gemah repah luh jenawi, dan bak kepingan surga yang terlontar ke bumi. Saya percaya itu, tapi mungkin itu dulu. Sekarang sudah jauh berubah. Tak usahlah bicara kemakmuran, keamanan saja sulit didapatkan. Penangkapan terjadi di mana-mana, fitnah dan intimidasi menjadi pemandangan yang biasa setiap hari. Yang lebih parah lagi, orang-orang yang oleh masyarakatnya dipandang baik dan mulia, tak lepas dari fitnah tersebut.
Tampaknya, kita patut membaca sejarah bangsa-bangsa zaman lalu. Seperti apa sesungguhnya negeri yang aman itu. Dalam al-Quran surat Saba', Tuhan pernah melekatkan predikat aman itu ke suatu negeri, Negeri Sabak namanya. Di negeri Sabak ini pengairannya sangat bagus, tanaman dan tumbuhannya hidup dengan suburnya, dan rakyatnya hidup makmur. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua kebun di senelah kanan dan sebelah kiri. (Q.S. Saba'(34): 5. Demikian diceritakan Allah tentang negeri tsb. Menariknya, semuanya itu terwujud, bukan karena ilmu pengetahuan penduduknya yg tinggi, bukan pula karena teknologinya yang sangat maju, melainkan karena penduduknya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Hingga, ketika mereka berpaling, Allah datangkan kepada mereka banjir besar. Dan Allah kemudian mengganti kedua kebun tersebut dengan pohon-pohon yang berbuah pahit.
Saya sangat percaya dengan informasi ini. Karena, selain al-Quran memberitakannya, juga sangat sesuai dengan akal sehat. Bagaimana tidak, dari sisi akar katanya saja, iman jelas memiliki akar kata yg sama dengan aman. Belum lagi bila dilihat dari konsekwensi dari keimanan itu sendiri. Iman berkonsekwensi pada integritas dan tanggung jawab, tidak hanya duniawi tetapi juga ukhrawi. Orang yang beriman meyakini apa saja yg dibuatnya ada Zat yg Maha Melihat dan Maha Mengetahui yg selalu mengawasinya. Orang yang beriman, sadar bahwa sesudah hidup di dunia ada akhirat yang menanti. Begitu juga dengan taqwa, yg antara lain memiliki makna yang sangat dalam. Alquran memberitakan bahwa orang yang bertaqwa itu, adalah orang orang yang tidak suka berbuat kerusakan di muka bumi, tidak sombong atau arogan, tidak berprasangka buruk apalagi menfitnah, peduli terhadap orang lemah, dan banyak lagi yang lain.
Saya kira negeri kita tidak aman seperti ini, mungkin iman dan taqwa itu terlalu jauh dari kita. Banyak kesombongan dan arogansi tumbuh di negeri kita. Tidak pada rakyatnya, juga pada penguasanya. Tidak ada rasa syukur oleh penduduk, begitu juga penguasanya. Saling fitnah terjadi di mana-mana. Saling kecam juga marak terjadi. Karena itu, kalau kita ingin hidup aman di negeri ini, belajar dari kasus Negeri Sabak, iman dan taqwa perlu ditingkatkan.
==========
Cingkariang Banuhampu
9 Ramadhan 1438 H.
Cingkariang Banuhampu
9 Ramadhan 1438 H.
EmoticonEmoticon