Minggu, 20 Mei 2018

PERANG DAN DAMAI

PERANG DAN DAMAI

Perang dan damai adalah dua hal yang berjalan secara berkesinambungan. Tidak ada suatu kelompok masyarakat pun yang mampu bertahan dalam perang melainkan akan ada suatu masa di mana mereka akan damai. Begitu juga sebaliknya, tidak ada pula orang yang mampu bertahan dalam damai melainkan akan terjadi perang di antara mereka. George Simmel (1904), bapak Sosiologi, mengemukakan ungkapan yang sangat terkenal, "a vis pacem parabellum", jika menghendaki perdamaian bersiaplah untuk perang. Ungkapan ini secara tersirat menjelaskan bahwa terdapat kesinambungan antara perang dan damai.

Apa yang dilakukan Korea Utara dengan uji nuklir yang membuat "panik" banyak negara tetangga, dengan pendekatan teori di atas, pada hakikatnya bukan untuk perang, melainkan ingin tetap dalam damai. Begitu pun negara negara tetangganya, seperti Korea Selatan dan Jepang yang telah siap pula melakukan upaya antisipatif jika Korut betul betul menggunakan nuklirnya, juga ingin tetap dalam kedamaian.

Jika dilihat dari kacamata Islam, perang dan damai tetap dipandang sebagai suatu keniscayaan. Akan tetapi, dalam syari'at Islam perang bukanlah konsep utama. Perang disyari'atkan Islam adalah dalam rangka mempertahankan diri eksistensi Islam dan kaum muslimin (Imam Yahya, 2006). Pandangan Yahya ini, membantah anggapan seorang orientalis kenamaan, Edmund Bosworth, yang mengatakan bahwa umat Islam identik dengan umat yang suka berperang dan haus darah. Menurut Yahya, perang sebenarnya telah menjadi tradisi manusia yang universal dan turun temurun sejak zaman klasik sampai zaman moderen sekarang ini. Dalam catatan sejarah yang ditulis Ivan S Bloch, sejak abad 15 SM hingga abad 19 M (34 Abad), ada sekitar 31.5 abad dimana umat manusia dirundung peperangan. Sementara selebihnya, 2.5 abad, umat manusia hidup damai.

Meskipun umat Islam sampai sekarang masih banyak terlibat dalam perang, seperti yang terjadi di Palestina dan Suriah, bukanlah karena ajaran islam. Melainkan, sebagaimana yang terjadi pada yang lain, karena berbagai kepentingan sosial politik dan ekonomi.
Wallahu a'lam
==========
Cingkariang Banuhampu, 12-09-2017


EmoticonEmoticon